Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Penelitian
Era ekonomi global sekarang ini, menjadikan dunia tanpa batas, hal tersebut dipacu oleh kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Kondisi tersebut mendorong persaingan bisnis global semakin kompetitif. Di samping itu, kecenderungan kearah perdagangan bebas serta berbagai program peningkatan keunggulan bersaing yang dilakukan perusahaan-perusahaan juga akan memacu tingkat persaingan yang semakin ketat.
Kondisi tersebut menuntut upaya-upaya terobosan para pelaku utama usaha untuk secara proaktif mengkonsolidasikan diri dalam rangka penguatan keunggulan bersaing, yang tidak lagi mengandalkan keunggulan komparatif dibidang bahan baku dan sumber daya manusia saja, namun juga keunggulan teknologi informasi yang berorientasi pada pasar.
Keunggulan kompetitif dapat diraih jika pelaku bisnis mempunyai kompetensi organisasi, artinya pebisnis tersebut terdapat peningkatan kinerja. Hal tersebut mencakup peningkatan kinerja sumber daya manusia (Lado.et al: 1997). Kinerja sumber daya manusia diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu, Byars (1984). Jadi kinerja sumber daya manusia merupakan hasil keterkaitan antara usaha, kemampuan dan persepsi tugas.
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja sumber daya manusia, salah satunya adalah pengalaman (experience). Studi Manfred Krafft (1999) menjelaskan bahwa pengalaman merupakan akumulasi terhadap pengetahuan. Pengalaman timbul melalui suatu proses adaptasi dan akumulasi sehingga terjadi kristalisasi pengetahuan. Namun beberapa studi terdahulu terdapat kontroversi (reserach gap ). Rajagopalan (1998) menjelaskan bahwa pengalaman merupakan aset stratejik dan mempunyai pengaruh terhadap kinerja sumber daya manusia. Kemudian berdasarkan Agency Theory yang isinya menjelaskan bagaimana memaksimalkan perilaku (maximising behavior), pengalaman (experience) mempunyai pengaruh terhadap kinerja sumber daya manusia (Walker : 1997; Fernando Jaramillo dan William B. Locander : 2007 ) Namun studi Manfred Krafft (1999) tidak terbukti bahwa pengalaman (experience) mempunyai pengaruh terhadap kinerja. Teori Agency (Schmid, 1988) menjelaskan bahwa pengalaman pada suatu variasi (jenis ) dalam bidang kerja yang dapat meningkatkan kinerja organisasi, bukan pengalaman umum. Intensitas pengaruh tersebut paling tinggi pengalaman 2 sampai 5 tahun. Jika terdapat perbedaan yang lama antar karyawan tinggi , misal karyawan baru 1 tahun dan karyawan lain 10 tahun, maka pengalaman kerja ini akan menurunkan kinerja sumber daya manusia
Upaya peningkatan kinerja sumber daya manusia selain variabel pengalaman (experience) adalah pengetahuan prosedur. Studi Sharma .A , Kumar.A, Levi, M (2002) menyarankan bahwa antara variabel pengetahuan prosedur dengan kinerja manajer terdapat black box atau variabel intervening. Oleh karena itu menyarankan bahwa agenda mendatang black back tersebut merupakan area studi yang menarik.
Studi Ferry dan Messori (2000) menyimpulkan bahwa bank kecil ( Bank Perkreditan Rakyat ) mempunyai daya hidup dan kelanggengan usaha bila mampu menciptakan keunggulan unik yaitu keunggulan dalam hal informasi nasabah dan lingkungan usaha sekitar. Oleh karena itu menurut Murray Silverman dan Richard Castaldi (1998) untuk dapat bersaing secara berhasil bank-bank komunitas berukuran kecil menuntut kinerja sumber daya manusia yang tinggi. Namun fenomena yang terjadi pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR ) di Wilayah Koordinasi Bank Indonesia Semarang kualitas kredit masih dalam risk level yang tinggi yaitu di atas batas maksimal sebesar 5 %. Rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) Tahun 2007 rata-rata pada tingkat 11.55 %..(Bank Indonesia , 2007).
Menurut Abdul Salam. (2004) turunnya kinerja BPR disebabkan oleh Kemudian fenomena bisnis Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Jawa Tengah masalah internal, yakni : 1). Lemahnya sistem dan pengetahuan prosedur hal ini berkaitan dengan pengawasan proses dan output dan pengetahuan prosedur. 2). Kualitas sumber daya manusia, hal ini berkaitaan pengawasan dan pengalaman. 3). Meningkatnya kredit macet berkaitan dengan kinerja sumber daya manusia dan pengalaman.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan kontroversi studi (reserach gap ) dan fenomena bisnis, maka rumusan masalah dalam studi ini adalah ” Bagaimana mengembangkan model pengalaman dan pengetahuan prosedur, sehingga dapat meningkatkan kinerja sumber daya manusia. Kemudian pertanyaan penelitian (question research ) adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pengalaman dan pengetahuan prosedur terhadap pengawasan proses
2. Bagaimana pengaruh pengalaman, pengetahuan prosesdur dan pengawasan proses terhadap kinerja sumber daya manusia
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mendeskrispiaikan dan menganalis pengaruh pengalaman dan pengetahuan prosedur terhadap pengawasan proses
2. Mendeskrispiaikan dan mnenalis pengaruh pengalaman, pengetahuan prosesdur dan pengawasan proses terhadap kinerja sumber daya manusia
3.
4. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh pengalaman dan pengetahuan prosedur terhadap pengawasan proses
5. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh pengalaman, pengetahuan prosedur dan pengawasan proses terhadap kinerja sumber daya manusia
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis studi ini diharapkan memberikan kontirbusi pada pengembagan ilmu manajemen sumber daya manusia, yang berupa model pengembangan peningkatan kinerja sumber daya manusia melalui pengalaman dan pengetahuan prosedur .
2. Manfaat Praksis
Hasil studi ini bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dapat dipakai sebagai referensi atau bahan pertimbangan pengambilan keputusan, khususnya dalam peningkatan kinerja sumber daya manusia melalui pengalaman dan pengetahuan prosedur .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar